Dari Halaman Depan
Purworejo banyak di kenal menyimpan bendda Purbakala yang masuk katagori Benda cagar Budaya (BCB). Salah satunya adalah Masjid Santren atau juga di kenal dengan nama Masjid Kyai Baedlowi yang terletak di Dusun Santren Kecamatan Bagelen Purworejo.
Masjid ini merupakan Masjid tertua di daerah Bagelen karena di bangun sekitar tahun 1618 M, pada saat kejayaan Kerajaan Mataram Islam di bawah pimpinan Raja Sultan Agung.
Dari sejumlah Narasumber yang berhasil di lacak, Masjid ini di bangun oleh arsitek Khasan Muhamad Shufi atas perintah istri Raja Mataram Sultan Agung sebagai hadiah atas perlawanan Kyai Baedlowi yang membantu Mataram melawan Pemerintah Belanda.
Masjid ini berasitektur tradisional Jawa dengan atap tajuk
tumpang satu. Konstruksi kayu serta gonjo Masjid Santren sama dengan
yang ada di Masjid Menara Kudus dan Masjid Kajoran, Klaten.
Ada
kemungkinan ketiga masjid ini berasal dari masa pembuatan yang sama. Di
sisi utara dan selatan terdapat sederet makam yang diberi cungkup
diantaranya terdapat beberapa makam berprasasti.
Serambi
masjid terdiri dari dua ruang. Ruang utama berbentuk bujur sangkar
berukuran 10x10 m dengan lantai yang didominasi warna hijau. Terdapat 4
tiang soko guru berbentuk bulat dengan diameter 40 cm dan diantara
deretan tembok pada ruang utama terdapat 12 buah soko rowo.
Pada salah satu soko rowo di sebelah utara mihrab terdapat prasasti dalam huruf Arab yang berbunyi:
“Masjid
ini dibangun di negeri yang agung untuk leluhur yang sudah meninggal
atas perintah isteri Sultan Mataram, diberikan kepada Ustadz Baidlowi
dan sebenarnya yang membuat masjid ini Khasan Muhammad Shufi, semoga ia
mendapat ridla Allah, berupa nikmat dunia dan akhirat dan ditetapkan
imannya.”
Kisah
mengenai Masjid Santren ini tampaknya berawal dari jaman pemerintahan
Kerajaan Mataram di bawah Panembahan Senopati, dimana Bagelen merupakan
daerah yang memiliki peranan penting sebagai “Negara Agung” yang
merupakan daerah di luar wilayah ibukota. Bagelen adalah pertahanan
terakhir Mataram sebelum ibukota yang memiliki nilai strategis militer
bagi Kerajaan Mataram.
Kerajaan
Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung
1613-1645. Pada masa itu hiduplah seorang ulama besar bernama Kyai
Baidlowi di daerah Bagelen, yang senantiasa setia membantu Mataram
melawan Belanda. Dengan ilmunya yang tinggi, Belanda sering dibuat tak
berdaya menghadapi Mataram yang dibantu oleh Kyai Baidlowi.
Atas
jasanya yang besar bagi Mataram, isteri Sultan Agung lalu menghadiahi
sebuah masjid yang pembangunannya diarsiteki oleh Khasan Muhammad Shufi.
Hadiah masjid ini mencerminkan keadaan pertahanan Mataram yang sangat
bergantung pada hubungan baiknya dengan Bagelen. Masjid ini sekaligus
menandai perkembangan Islam yang telah mencapai wilayah Bagelen di jaman
pemerintahan Sultan Agung.
Kyai Baidlowi beserta anaknya RKH Khasan Moekibad dimakamkan di areal masjid ini. Para
peziarah di hari-hari besar Islam maupun sehari-harinya banyak yang
berkunjung ke tempat ini. Juru kunci yang sampai saat ini mengabdikan
dirinya di Masjid Santren Bagelen adalah keturunan langsung dari Kyai
Baidlowi.
Lokasi
Masjid Santren Bagelen sangat mudah dijangkau, terletak didekat jalur
utama Jalan Raya Purworejo-Jogjakarta Km. 11. Atau tepatnya di Pedukuhan
Bedug, Desa/Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk
menuju lokasi. Jalannya pun cukup mulus karena sudah beraspal, jarak
tempuh dari Jalan Raya Purworejo-Jogjakarta hingga lokasi kurang lebih
hanya 500 meter.
Hadiah masjid ini kepada kyai Baedlowi mencerminkan keadaan Pertahanan mataram yang sangat bergantung pada hubungan baiknya dengan Bagelen.
Keberadaan masjid ini menandai perkembangan Islam di wilayah Bagelen Pada masa Pemerintahan Sultan Agung.
Kyai Baedlowi beserta Puteranya RKH Chasan Moekibat di makamkan di areal masjid ini. Para Peziarah di hari-hari besar Islam banyak yang berkunjung di tempat ini.
di areal masjid ini juga di temukan Makam Adipati Pragolopati alias Khasan Muhammad Shufi yang membangun Masjid ini
(Sumber : klik aja)
No comments:
Post a Comment